Batman Begins - Help Select

Archive for Februari 2014

KOMPONEN MESIN

Posted by Unknown
KOMPONEN-KOMPONEN MESIN
Komponen Mesin merupakan bagian-bagian utama dari mesin khususnya yang dibahas disini adalah mesin bensin/premium. Dimana komponen utama ini merupakan suatu bentuk rangkaian mesin yang difungsikan sebagai pembuat tenaga.

Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai berikut :

A)    CYLINDER BLOCK
Cylinder blok merupakan iti dari mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ada beberapa cylinder blok yang teerbuat dari paduan alumunium. Cylinder blok terdiri dari beberapa cylinder bore, di dalamnya terdapat piston yang bergerak naik-turun.Tenaga  panas yang di hasilkan oleh pembakaran bensin di rubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik-turun piston dalam tiap-tiap cylinder. Mesin harus memenuhi dua syarat untuk mengubah tenaga panas menjadi energi mekanik seefisien mungkin.

  • 1)      Tidak boleh terdapat kebocoran campuran udara-bahan bakar saat berlangsungnya langkah kompresi atau kebocoran gas pembakaran antara cylinder dan piston.
  • 2)      Tahanan gesek antara piston dan cylinder harus sekecil mungkin.
Cylinder blok juga di kelilingi oleh water jacket yang berfungsi untuk membantu pendinginan mesin. Perlengkapan lainya seperti stater, alternator, fuel pump, distributor yang di pasang di bagian samping blok silinder.
B)    CYLINDER HEAD
Kepala silinder ditempatkan dibagian atas blok silinder, pada bagian kepala silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh sebab itu kepala silinder terbuat dari besi tuang. Akhir-akhir ini  banyak  mesin yang kepala silindernya terbuat dari paduan alumunium.

Kepala silinder yang terbuat dari paduan alumunium memiiki kemampuan pendingin lebih besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang. Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan water jacket yang di aliri oleh air pendingin yang datang dari blok silinder untuk mendinginkan katup-katup dan busi.
C)    JENIS RUANG BAKAR
1)      RUANG BAKAR MODEL HEMISPHERICAL
Ruang bakar model ini mempunyai permukaan yang kecil dibanding dengan runag bakar yang lain yang sam kapasitasnya. Ini berarti efisiensi panasnya tinggi dibanding dengan model yang lainnya. Disamping itu memungkinkan efisiensi saat intake dan exhaust lebih tinggi.


Ruang bakar tipe ini kontruksinya lebih sempurna, tapi penempatan  mekanis katupnya lebih rumit.
2)      RUANG BAKAR MODEL WEDGE

Ruang bakar model ini kehilangan panasnya juga kecil, kontruksi mekanisme katupnya lebih sederhana bila dibandingkan dengan ruang bakar himespherical.
3)      RUANG BAKAR MODEL BATHTUP

Ruang bakar model ini kontruksinya sederhana dan biaya produiksinya lebih rendah. Hal ini disebabkan diameter katupnya lebih kecil, tetapi pada saat langkah intake atau exhaust kurang sempurna dibanding dengan ruang bakar model hemispherical.
4)      RUANG BAKAR MODEL PENT ROOF

Ruang bakar model ini umumnya digunakan pada mesin yang mempunyai jumlah intake valve atu exhaust valve lebih dari dua pada tiap-tiap silinder. Disebut model pent roof sebab membentuk segi empat, baik tegak maupun mendatar. Model ini selain memberi efek semburan yang lebih baik dan lebih cepat terbakar, juga penempatan businya ditengah-tengah ruang bakar.
D)    GASKET KEPALA SILINDER

Gasket kepala silinder letaknya antara blok silinder dan kepala silinder, fungsinya untuk mencegah kebocoran gas pembakaran, air pendingin, dan oli. Gasket ini harus tahan terhadap panas dan tekanan dalam setiap perubahan temperatur.

Umumnya gasket terbuat dari carbon-clad sheet steel ( gabungan carbon dann lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan graphite, dan kedua-keduanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan antara blok silinder dan kepala silinder, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.
E)     BAK OLI


Bak oli dibaut pada crank case dengan diberi packing seal atau gasket. Bak oli dibuat dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata ketika kendaraan pada keadaan miring. Selain itu juga dirancang sedimikian rupa agar oli mesin tidak berpindah pada saat kendaraan berhenti tiba-tiba ndan menjanin bekerjanya pompa oli tidak akan kekurangan setiap saat. Drain plug (penyumbat oli) letaknya dibagian bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
F)     PISTON
Piston bergerak naik turun didalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama piston untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memmutar crankshaft melalaui connecting rod.

Piston terus menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga harus dapat tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang lama. Pada umumnya piston dibuat dari paduan alumunium, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan dengan material lainnya. 

1)      CELAH PISTON

Pada saat piston menjadi paanas akan terjadi pemuaian dan akan mengakibatkan diameternya bertambah. Untuk mencegah hal ini pada mesin harus ada semacam celah yaitu jarak yang disediakan untuk temperatur ruang lebih kurang 25o C antara piston dan silinder. Jarak ini disebut celah piston( piston clearence ).
Celah piston bervariasi dan ini tergantung dari model mesinya, dan umumnya antara 0,02-0,12 mm. Bentuk piston agak sedikit tirus, diameter bagian atas lebih kecil dibandingkan diameter bagian bawah. Selain itu celah piston bagian atas lebih besar daripada bagian bawah.
Celah piston penting sekali untuk memperbaiki fungsi mesin dan mendapatkan kemampuan mesin yamg lebih baik. Bila celah terlalu kecil, maka tidak akan ada celah antara piston dan silinder ketika piston panas, hal ini akan menyebabkan piston menekan dinding silinder. Hal ini dapat merusak mesin. Bila celah piston berlebihan, tekanan kompresi dan tekanan gas pembakaranya akan menjadi rendah dan akan menurunkan kemampuan mesin.
2)      RING PISTON
Rimg piston dipasang dalam alur ring pada piston. Diameter luar ring piston sedikit lebih besar dibanding dengan piston itu sendiri. Ketika terpasang pada piston, karena ring piston sifatnya elastis yang menyeabkan mengembang, sehingga menutup dengan rapat dinding silinder. Ring piston terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama. Umumnya dibuat dari baja spesial, yang tidak akan merusak dinding  silinder. Jumlah ring piston bermacam-macam tergantung jenis mesin dan umumnya 3 sampai 4 ring piston untuk setiap piston.

Ring piston mempunyai 3 peranan penting :
1)      Mencegah kebocoran campuran udara-bahan bakar dengan gas pembakaran yang melalui celah antara pistyon dengan dinding silinder kedalam crank case selama langkah kompresi dan langkah usaha.
2)      Mencegah oli yang melumasi piston dan silinder masuk kedalam ruang bakar.
3)      Memindahkan panas dari piston kedinding silinder untuk membantu mendinginkan piston.
3)      CELAH UJUNG RING

Ring piston akan mengembang bila dipanaskan, sama halnya dengan piston. Dengan alasan ini ring piston dipasang pada satu tempat dan celahnya diposisikan sebelah kiri ketika terpasang didalam silinder. Celah ini disebut celah ujung ring. besaarnya celah ini bermacam-  macam tergantung pada jenis mesin dan umumnya antara 0,2-0,5 mm pada temperatur ruangan
Celah ujung ring yang berlebihan akan menurunkan tekanan kompresi, sebaliknya celah yang kecil akan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin bila ujung ring saling berhubungan akibat dari pemuaian, pegas menjadi melengkung dan merusak dinding silinder.
4)      PIN PISTON


Pin piston menghubungkan piston dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada connecting rod.dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada piston dan connecting rod. Pin  Piston berlubang didalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujug ditahan oleh bushing pin piston.
Piston dan connecting rod dihubungkan secar khusus, pada modelm full floating pin piston tidak terikat pada bushing piston atau connecting rod, sehingga dapat bergerak bebas. Pada kedua ujung piston ditahan oleh 2 buah snap ring (ring pengunci). Pada model semi-floating, piston pin dipasang dan dibaut oleh connecting rod untuk mencegah agar tidak terlepas keluar, atau bagian ujung yang kecil pada connecting rod tebagi dalam dua bagian dan pin piston dibaut di antara keduanya. Pada model lainya adalah tipe fixed, salah satu ujung pinya di baut pada pada piston.

5)      CONNECTING ROD

Connecting rod menghubungkan piston ke poros engkol dan selanjutnya meneruskan tenaga yang dihasilkan piston ke poros engkol. Bagian ujung connecting rod yang berhubungan dengan pin piston disebut small end. Sedangkan yang lainya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end.
Crank pin berputar pada putaran tinggi didalam big end dan mengakibatkan temperatur menjadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang di akibatkan oleh panas. Metal dipasangkan pada bagian dalam big end. Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli ini dipercikan dari lubang oli bagian dalam piston untuk mendinginkan piston.
Connecting rod harus dipasang sesuai dengan tanda. Bila salah pemasangan akan menutup lubang oli. Untuk mencegah hal ini tiap connecting rod terdapat tanda.
G)    POROS ENGKOL (CRANKSHAFT)
Tenaga yang digunakan untuk menggerakan roda kendaraan dihasilkan oleh gerakan connecting rod dan di ubah menjadi gerak putaran pada crankshaft. Crankshaft menerima beban yang besar dari piston dan connecting rod serta berputar pada kecepatan tinggi. Dengan alasan tersebut crankshaft umumnya terbuat dari baja carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi. Kontruksi crankshaft seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Crank journal ditopang oleh bearing crankshaft pada crnkcase dan crankshaft berputar pada journal. Masing-masing crank journal mempunyai crank arm, atau crank arm dan crank pin letaknya di ujung arm-nya.
Crank pin terpasang pada crankshaft tidak satu garis (offset) dengan shaft. Counter balance weight dipasangkan seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan putara yang ditimbulkan selama mesin beroperasi. Crankshaft dilengkapi lubang oli untuk menyalurakan oli pelumasan pada crank journal, connecting rod bearing, piston pin , dan lain-lain.
H)    FLYWEEL (RODA PENERUS)
Flyweel terbuat dari baja tuang dengan mutu tinggi yang dipasang mengunakan baut pada bagian belakang crankshaft pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual. Crankshaft menerima tenaga putar dari piston selama langkah usaha. Tapi langkah itu hilang pada langhkah-langkah lainya sepaerti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan.
Flyweel mwnwrima tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya kecuali langkah usaha oleh sebab itu crankshaft berputar secara terus menerus. Hal ini mernyebabkan mesin berputar dengan lembut yanhg di akibatkan getaran tenaga yang dihasilkan.

Flyweel dilengkapi dengan ring gear yang dipasang dibagian luar gunanya untuk perkaitan dengan gear pinion dari motor stater. Pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis, sebagai flyweel digunakan torque converter.
I)       BEARING CRANKSAHFT
Crank pin dan crank journal menerima beban yang besar (dari tekanan gas pembakaran) dari piston dan berputar pada putaran tinggi. Oleh sebab itu digunakan beberapa bearing antara pin dan journal yang dilumasi dengan oli untuk mencegah keausan serata mengurangi gesekan.


J)        MEKANISME KATUP
Mekanisme katup berfungsi mengatur membuka dan menutupnya katup-katup agar dapat bekerja sesuai dengan waktunya


JENIS-JENIS MEKANISME KATUP
        Antara SOHC dengan DOHC memang memiliki perbedaan konsep yang besar. Kedua istilah tersebut berbicara mengenai dua mekanisme penggerak katup. SOHC merupakan singkaan dari single overhead ccamshaft, sedangkan DOHC adalah singklatan dari double overhead camshaft. Terlihat dari kedua singkatan tersebut ada satu kata yang sama yaitu camshaft atau noken as. Memang pada noken as inilah terletak perbedaan kedua teknologi tersebut.
Camshaft atau noken as memiliki fungsi untuk membuka tutup katup isap dan katup buang. Katup isap berfungsi untuk menghisap campuran bahan bakar udara kedalam ruang bakar. Sebaliknya katup buang memiliki tugas untuk menyalurkan sisa pembakaran ke knalpot.
Sebenarnya mekanisme katup tidak hanya SOHC dan DOHC, tetapi masih ada sistem lain yang disebut OHV (Over Head Valve). Mekanisme katup ini sangat sederhana dan memiliki daya tahan tinggi. Penempatan camshaftnya berada pada blok silinder yang dibantu valve lifter dan push rod diantara rocker arm.
Para ahli otomotif terus berpikir untuk menciptakan sistem mekanisme katup baru. Merekapun beralih kemodel OverHead Camshaft(OHC) yang menemptkan noken as diatas kepala silinder. Noken as langsung menggerakan rocker arm tanpa melalui valve lifter dan push rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak.

CARA KERJA KATUP
Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camshaft juga berputar melalui timing belt, sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust camshaft melalui roda-roda gigi. Bila sumbu nok (camshaft) berputar, nok akan menekan ke bawah pada valve lifter dan membuka katup. Bila sumbu nok terus berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan pegas. Setiap sumbu nok berputar satu kali akan membuka dan menutup katup hisap dan katup buang satu kali pada setiap 2 putaran poros engkol.



 Komoponen sistem mekanisme katup
1)      Sumbu nok
Sumbu nok (camshaft) dilengkapi dengan sejumlah nok yang sama yaitu untuk katup hisap dan katup buang, dan nok ini membuka dan menutup katup sesuai timing (saat) yang ditentukan. Gigi penggerak distributor (distributor drive gear) dan nok penggerak pompa (fuel pump drive cam) juga dihubungkan dengan sumbu nok. Sprocket dan sebuah puli yang menempel pada ujung sumbu digerakan oleh poros engkol. Mesin 4A-F dan macam-macam mesin DOHC lainnya juga mempunyai tambahan roda gigi untuk menggerakan sumbu nok.  

2)      Pengangkat katup
Pengangkat katup (valve lifter) adalah komponen yang berbentuk silinder pada mesin OHV, masing-masing dihubungkan dengan nok yang berhubungan dengan katup melalui batang penekan (push rod) perhatikan gambar. Pengangkat katup bergerak turun dan naik pada pengantarnya yang terdapat didalam blok silinder saat sumbu nok berputar dan juga membuka dan menutup katup.
Mesin yang mempunyai pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel dengan tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup. Beberapa mesin yang modern ada yang bebas penyetelan celah yaitu dengan menggunakan pengangkat katup hidraulis dan dalam pengaturannya celah katupnya dipertahankan pada 0 mm setiap saat. Ini dapat dicapai dengan hydraulic lifter atau sealed hydraulic lifter(terdapat pada mesin tipe OHV) atau katup last adjuster (terdapat pada mesin tipe OHC) 
membuka. Rocker arm dilengkapi dengan skrup dan mur pengunci (lock nut) untuk penyetelan celah katup. Rocker arm yang menggunakan pengangkat katup hidraulis tidak dilengkapi skrup dan mur penyetel.
3)      Batang penekan
Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubungkan pada pengangkat katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV batang katup ini meneruskan gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm.




PROPELER SHAFT
            Propeler shaft berfungsi menghubungkan putaran dari transmisi ke defferensial. Transmisi dipasang pada rangka, differensial dipasang pada axle yang ditunjang oleh pegas.


Universal joint digunakan untuk memungkinkan terjadinya perpindahan tenaga dengan lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan sudut. Slip Yoke berfungsi untuk mengibangi adanya perubahan jarak antara transmisi dan differensial.
Ada dua jenis propeler shaft :
aTipe 2 joint

bTipe 3 joint


c)      Unversal joint

Universal jont dibagi menjadi 2 :
1)      Hooke’s jonit

Hooke’s joint ada 2 macam :
Ø  Solid bearing cup (dapat dibongkar)
Ø  Sheel bearing cup (tidak dapat dibongkar)
2)      Flexible joint

Flexible joint terdiri dari karet kopling yang keras yang diletakan antara 2 yoke berbentuk kaki tiga. Selama flexible joint tiadak menghasilkan gesekan akan berputar dengan lembut tanpa diperlukan pelumasan.
AXLE  SHAFT
Sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.
Berdasarkan sistem penopangan axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1)      HALF FLOATING TYPE (setengah bebas memikul)
Pada tipe ini bearing roda dipasang di antara axle houshing dan axle shaft. Roda langsung dipasang pada ujung poros.
a)      Keuntungan :
Ø  Kontruksi sederhana
Ø  Biaya produksi murah
b)      Kerugian :
Ø  Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh poros.
Ø  Jika patah roda tidak ada yang menahan.
2)      THREE QUARTER FLOATING (3/4 bebas memikul)
Bantalan dipasang diantara axle houshing dengan wheel hub dan axle shaft, secara tidak langsung azle shaft ikut memikul beban kendaraan.
a)      Keuntungan :
Ø  Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft sehingga axle shaft tidak bengkok.
Ø  Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan.
b)      Kerugian :
Ø  Akibat adanya gaya gesek kesamping tetap menimbulakn kebengkokan
3)      FULL FLOATING ( bebas memikul)
Pada tipe ini wheel hub terpasang kokoh pada axle sshaft melalui dua buah bantalan dan axle shaft hanya befungsi untuk menggerakan roda.
a)      Keuntungan :
Ø  Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle houshing, sehingga axle tidak terjadi bengkok.
Ø  Gaya kesamping juga tidak diteruskan ke  axle shaft.
Ø  Faktor keamanan lebih baik dan sanggup memikul beban berat.
b)      Kerugian:
Biaya produksi mahal.
CARA KERJA AXLE SHAFT MODEL RIGIT
Karena bentuknya yang kaku sehingga pada saat kendaraan berjalan posisi bodi kendaraan seolah-olah mengikuti gerakan axle shaft yang kaku.


a)      Keuntungan :
Ø  Kontruksi lebih kuat.
Ø  Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.
Ø  Sanggup menahan beban berat.
Ø  Moment yang dihasilkan besar.
b)      Kerugian :
Ø  Suspensi keras.
Ø  Pada saat kendaraan berjalan di jaln yang bergelombang kendaraan tidak stabil.
Ø  Sudut belok kecil.
AXLE SHAFT MODEL INDEPENDENT

Tipe ini sering digunakan pada kendaraan kecil. Karena disamping kontruksinya ringan, juga mampu membuat sudut belok yang besar.
CARA KERJA AXLE SHAFT MODEL INDEPENDENT
Dengan dilengkapi CV joint maka pada saat kendaraan melaju di jalan yang begelombang, posisi bodi kendaraan seakan-akan tidak terpengaruh oleh keadaan di jalan. CV joint disamping bisan bergerak putar juga bisa memanjang, memendek dan membuat sudut.
CONSTANT VELOCITY JOINT
Berfungsi sebagai penyetabil posisi kendaraan terutama pada jalan-jalan yang bergelombang.
Komponen-komjponen CV joint

  • Ø  Outer race.
  • Ø  Ball cage.
  • Ø  Inner race.
  • Ø  Stell ball.
CARA KERJA VELOCITY JOINT PADA SAAT JALAN  LURUS
            Pada saat ajlan lurus dan rata tenag puatar dari differensial di teruskan oleh axle shaft melalaui inner race houshing – steel ball – intermediate axle shaft – outer race houshing – roda. Pada saat itu steel ball diam sehingga CV joiny tidak membentuk sudut.
CARA KERJA VELOCITY JOINT PADA SAAT BERBELOK
            Pada saat belok atau jalan tidak rata tenaga putar dari differensial diteruskan oleh : inner race houshing – steel ball – intermediate axle shaft – stell ball – outer racehoushing – roda . diman pada saat itu disamping sebagiai penerus putaran dari intermediate shaft steel ball juga bergerak pada inner race, sehingga CV joint mampu membuat sudut yang memungkinkan kedudukan kendaraan menjadi stabil.

Blogger news

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

Popular Post

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Followers

Cari Blog Ini

- Copyright © 2013 IMAM ARIFIN -Dark Amaterasu Template -

welcome To My Blog