Posted by : Unknown
SISTEM EFI
Mesin
dengan karburator konvesional, jumlah bahan bakar yang di perlukan oleh mesin
di atur oleh karburator. Pada mesin modern dengan menggunakan mesin EFI maka
jumlah bahan bakar di atur( di kontrol) lebih akurat oleh komputer dengan
mengirimkan bahan bakar ke cylinder melalui imjektor.
Sistem
EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal tapi di sesuaikan dengan jumlah
dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur air pendingin,
posisi throtle valve,pengembunan oksigen di dalam exhaus pipe dan kondisi
penting lainnya. Komputer EFI mengatur jumlah bahan bakar untuk di kirim ke
mesin pada saat penginjeksian dengan perbandingan udara- bahan bakar yang
optimal berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin. Sistem EFI menjamin
perbandingan udar – bahan bakar yang ideal dan efisiei bahan bakar yang tinggi
pada setiap saat.
3
|
2.2 MACAM – MACAM SISTEM EFI
EFI
di rancang untuk mengukur jumlah udar yang dihisap dan untuk mengontrol
penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya
udara yang terhisap di ukur lansung dengan tekanan udara dalam intake
manifold (D- EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sisitem L-EFI.
1) Sistem
D-EFI (manifold presuure control type)
Sistem
D-EFI mengukur tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan
penghitungan jumlah udara yang masuk. Tetapi karena tekanan udara dan jumlah
udara yang masuk dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepaT, sistem
D-EFI tidak begitu akurat di banding dengan sistem L-EFI.
2) Sitem
L-EFI (airflow control type)
Dalam
sistem L-EFI airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir
melalaui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat
akurat, sistem L-EFI dapatbmengontrol penginjeksiaan bahan bakar lebih tepat di
bandingakan denagan sisitem D-EFI.
2.3
SUSUNAN DASAR SISTEM EFI
Sistem
EFI dapat di bagi menjadi tiga sistem fungsional yaitu sistem bahan bakar (
fuel system), sisitem induksi udara ( air induktion system), dan sistem
pengontrol electonik ( electronic control system). Sistem EFI terdiri dari
sistem injeksi bahan bakar ( fuel injection system), dan sistem koreksi injeksi
( injection corrective system). Di bawah ini adalah susunan dasar fuel
injection dan injection corrective system.
2.4
SISTEM BAHAN BAKAR
Bahan
bakar di hisap dari tangki oleh fuel pump yang di kirim dengan tekanan ke
saringan bahan bakar, kemudian di kirim ke injector dan cold start injector.
Tekanan dalam saluran bahan bakar ( fuel line) di kontrol oleh presure
regulator. Kelebihan bahan bakar di alirkan kembali ke tangki melalui return
line. Getaran pada bahan bakar yang di sebabkan oleh adanya penginjeksian di
redam oleh pulsation damper. Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor ke dalam
intake manifold sesuai dengan injection signal dari EFI komputer. Cold start
injektor menginjeksikan bahan bakar langsung ke air intake chamber saat cuaca
dingin sehingga mesin dapat di hidupkan dengan mudah.
2.5
SISTEM INDUKSI UDARA ( AIR INDUCTION SYSTEM )
Uadara
bersih dari saringan udara ( air cleaner ) masuk ke airflow meter dengan
membuka measuring plate, besar pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran
udara yang masuk ke intake chamber. Besarnya udar yang masuk ke intake chamber
ditentukan oleh lebarnya katup throttle terbuka. Aliran udara masuk ke intake
manifold ke mudian ke ruang bakar. Bila mesin dalam keadaan dingin, air valve
mengalirkan udara langsung ke intake chamber degan mem-by pass throttle. Air
valve (katup udara) mengirimkan udara secukupnya ke intake chamber untuk
menambah putaran sampai fast idle, tanpa memperhatikan apakah throttle dalam
keadaan membuka atau menutup. Jumlah udara yang masuk didetekksi oleh airflow
meter (L-EFI) atau dengan manifold absolute pressure sensor (D-EFI).
2.6
SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)
Sistem
pengontrol electronik termasuk sensor-sensor untuk mendeteksi kondisi kerja
mesin dan komputer yang menentuakan ketepatan jumlah penginjeksian bahan bakar
sesuai dengan signal yang diterima oleh sensor-sensor.
Sensor-sensor
ini mengukur jumlah udara yang terhisap, beban mesin, temperatur air pendingin,
temperatur udara, saat akselerasi atau deselerasi kemudian mengirim signal ke
komputer. Komputer menghitung deagan tepat jumlah penginjeksian bahan bakar
atas dasar signal tadi, dan mengirimkan signal penginjeksian yang diperlukan ke
injektor-injektor.
Elektronik
injection system pada beberapa mesin di lengkapi oleh sebuah tahanan (resistor)
dalam sircuit injeksinya untuk mencegah terjadinya panas dan menstabilkan kerja
injector cold start injektor ketika mesin dihidupkan pada saat dingain dan
lamanya dikontrol oleh timer switch. Pada sirkuit pada sistem EFI dilengkapi
dengan main relay untuk mencegah turunya tegangan. Sirkuit fuel pump pada sistem
EFI juga dilengkapi dengan relay. Relay ini akan bekerja ketika mesin berputar
dan mematikan pompa pada saat mesin mati. Di bawah ini adalah sensor-sensor
pada mesin EFI.
1)
Manifold Pressure Sensor
Manifold pressure sensor (vacuum sensor) bekerja berdasarkan tekanan
dalam intake manifold. Tekanan yang sebenarnya tersebut sebanding dengan udara
yang dialirkan ke dalam intake manifold dalam satu siklus. Volume udara yang
masuk dapat ditentukan dengan mengukur tekanan intake manifold. Selanjutnya tekanan
intake manifold disensor oleh silicon chip. Fungsi silicon chip adalah merubah
tekanan ke dalam bentuk nilai tahanan, kemudian dideteksi secara electrical
oleh IC yang ada di dalam sensor.
2)
Sensor posisi throttle
Sensor posisi throttle dipasang jadi satu dengan throttle body. Sensor
ini merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkan ke ECU.
Signal yang dikeluarkan oleh throttle position sensor ada dua, yaitu signal IDL
dan signal PSW. Signal IDL digunakan untuk menghentikan aliran bahan bakar dan
signal PSW untuk menambah injeksi bahan bakar. Throttle Sensor Memberi masukan
ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar membutuhkan
buka INJECTOR yang lebih lama
.
3)
Sensor temperatur air
Pada sensor temperatur air terdapat thermister yang berfungsi untuk
mendeteksi suhu air pendingin. Apabila temperatur mesin masih rendah penguapan
bensin juga rendah sehingga diperlukan campuran yang gemuk. Tahanan rendah
sehingga signal tegangan yang dihasilkan THW akan tinggi. thermister besar pada
saat suhu air pendingin masih tinggi
4)
Sensor temperatur udara masuk
Sensor temperatur udara masuk mendeteksi suhu udara yang masuk. Sensor
tersebut dilengkapi dengan thermister dan diletakkan di dalam air flow meter.
5)
Signal pengapian mesin
Dalam nenentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU memerlukan masukan
dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk mengkalkulasi penentuan awal
volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan bakar. Apabila
tegangan pada terminal negatif ignition coil mencapai atau melebihi 150 volt,
ECU akan mendeteksi signal tersebut.
6)
Signal starter
Signal starter digunakan apabila poros engkol mesin diputar oleh motor
starter. Selama poros engkol berputar, aliran udara lambat dan suhu udara
rendah sehingga penguapan bahan bakar tidak baik (campuran kurus). Untuk
meningkatkan kemampuan start mesin diperlukan campuran yang kaya. Signal
starter berfungsi untuk menambah volume injeksi selama mesin distarter.
Tegangan signal starter sama dengan tegangan yang digunakan pada motor starter.
7)
Relay utama EFI
Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit
opening relay. Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan dalam
sirkuit ECU. Apabila kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak
akan berhubungan dan arus akan mengalir dari baterai melalui kedua fusible link
ke ECU dan circuit opening relay selanjutnya ke pompa bahan bakar.
8)
Sensor oxygen
Sensor oxygen mensensor apakah campuran udara dan bahan bakar gemuk atau
kurus terhadap campuran udara dan bahan bakar teoritis. Sensor tersebut
ditempatkan di dalam exhaust manifold yang terdiri atas elemen yang terbuat
dari zirconium dioxide (ZrO2, semacam material keramik). Elemen tersebut
dilapisi dengan lapisan tipis platina pada bagian dalam dan luarnya. Udara
sekitar yang dimasukkan ke bagian dalam sensor dan luar sensor terkena gas
buang. Bila kadar oksigen pada gas buang rendah, ECU akan menyimpulkan bahwa
campuran terlalu gemuk (lebih banyak bensinnya )
Blogger news
Blogger templates
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.